Filosofi Dan Prinsip Integrasi Pedagogik Dengan Tik

Integrasi TIK dalam Paedagodik atau pendidikan sesunguhnya merupakan penerapan  empat  pilar  pendidikan  yakni a) Learning to know (belajar untuk mengetahui), b) Learning to create (belajar melakukan atau mengerjakan), c) Learning to alive together (belajar untuk  hidup  bersama),  d)  Learning  to  be  (belajar  untuk menjadi/mengembangkan diri sendiri).




a) Learning to know 
Learning  to  know,  yaitu  proses  belajar  untuk  mengetahui,  memahami, dan  menghayati  cara-cara  pemerolehan  pengetahuan  dan  pendidikan  yang  memberikan  kepada  peserta  didik  bekal-bekal  ilmu  pengetahuan.  Proses pembelajaran ini memungkinkan peserta didik mampu mengetahui, memahami, dan  menerapkan,  serta  mencari  informasi  dan/atau  menemukan  ilmu pengetahuan.  Pada  diri  peserta  didik  akan  tertanam  sikap  ilmiah,  yaitu  sikap ingin  tahu  dan  mendorong  untuk  selalu  mencari  jawaban  atas  masalah  yang dihadapi  secara  ilmiah  yang  mampu  mendukung  perkembangan  ilmu pengetahuan  dan  teknologi  sebagai  bagian  dari  kehidupannya.  Peserta  didik belajar dengan cerdas memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
b) Learning to do 
Learning  to  do,  yaitu  proses  belajar  melakukan  atau  mengerjakan sesuatu. Belajar berbuat dan melakukan (learning yesteryear doing) sesuatu secara aktif  ini  bermakna  pendidikan  seharusnya  memberikan  bekal-bekal  kemampuan atau  keterampilan.  Peserta  didik  dalam  proses  pembelajarannya  mampu menggunakan  berbagai  konsep,  prinsip,  atau  hukum  untuk  memecahkan masalah  yang  konkrit.  Peserta  didik  mampu  menghadapi  masalah  dan memecahkannya  dengan  menggunakan  ilmu  pengetahuan  dan  teknologi  yang didasarkan pada pengetahuan berbasis teknologi.
c) Learning to alive together 
Learning to alive together, yaitu pendidikan seharusnya memberikan bekal kemampuan  untuk  dapat  hidup  bersama  dalam  masyarakat  yang  majemuk sehingga  tercipta  kedamaian  hidup dan  sikap  toleransi  antar  sesama  manusia. Kemajuan dunia dalam ilmu pengetahuan dan teknologi yang mengubah dunia tidak menghapus konflik antara manusia di dunia. Tentu saja yang salah bukan ilmu  pengetahuan  dan  teknologinya,  namun  manusianya  yang memanfaatkannya.  Oleh  karena  itu  dengan  belajar  diharapkan  mampu  untuk hidup bersama dengan orang lain yang berbeda dengan penuh toleransi karena  sesama  manusia  terjadi  saling  ketergantungan  satu  sama  lain dalam  hal  ini peran pengajar adalah menanamkan sikap kebersamaan, karena pada dasarnya manusia  itu  sama sebagai makhluk  Tuhan dan hanya  berbeda  dalam  suku, bangsa, adat istiadat, atau budayanya.

d) Learning to be 
Learning  to  be,  yaitu  pendidikan  seharusnya  memberikan  bekal kemampuan  untuk  mengembangkan  diri.  Proses  belajar  memungkinkan terciptanya  peserta  didik  yang  mandiri,  memiliki  rasa  percaya  diri,  mampu mengenal  dirinya,  pemahaman diri,  aktualisasi  diri  atau  pengarahan  diri,  memiliki kemampuan emosional dan intelektual yang konsisten, serta mencapai tingkatan kepribadian yang mantap dan mandiri.
 Dalam  menerapkan  empat  pilar  belajar  itu  perlu  dirancang  dan dikembangkan  suatu  sistem  kurikulum  yang  tepat.  Kurikulum  yang  tepat  itu antara lain disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama  dewasa  ini  sedang  berkembang  teknologi  informasi  dan  komunikasi (TIK).  Tujuan,  strategi/metode,  dan  materi  atau  isi/bahan  kurikulum direncanakan  dan  dikembangkan  agar  selalu  mutakhir  atau  tidak  ketinggalan jaman.  Implikasinya  pengajar  sebagai  perancang,  pengembang  dan  pelaksana kurikulum  dituntut  memiliki  kemampuan  yang  tinggi  untuk  selalu melaksanakan  proses pembelajaran  sesuai  dengan  perkembangan  ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk itu pengajar memerlukan dukungan produk teknologi informasi dan komunikasi (TIK),  seperti komputer, jaringan internet, multimedia  dengan  berbagai  jenis    programnya  dan  peralatan pendukung lainnya.
Perkembangan  ilmu  pengetahuan  dan  teknologi  khususnya  teknologi informasi  dan  komunikasi  (TIK)  memberikan  pengaruh  yang  sangat  besar terhadap efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran.  Pembelajaran, termasuk  di  dalamnya  pembelajaran  berbasis  TIK, pada dasarnya  bukan  hanya  menyampaikan  informasi  atau  pengetahuan  saja, melainkan  mengkondisikan  peserta  didik  untuk  belajar,  karena  tujuan  utama pembelajaran adalah peserta didik belajar. Keberhasilan pengajar mengajar dan efektifitas pembelajaran ditandai  dengan  adanya  proses  belajar  peserta  didik.
Keberhasilan  proses  pembelajaran  dipengaruhi  juga  oleh  lingkungan. Kehidupan masyarakat, dengan segala karakteristik dan kekayaan budayanya, terutama  karena  pengaruh  ilmu  pengetahuan  dan  teknologi  menyebabkan masyarakat selalu dalam proses perkembangan. Sehingga tuntutannya pun dari waktu  ke  waktu  selalu  berubah.  Materi pembelajaran  yang  disusun  dalam perencanaan  pembelajaran  harus  sebanyak  mungkin  menyerupai  atau mempunyai  unsur  identik  dengan  situasi  kehidupan.  Dengan  demikian  hasil belajar  berguna  bagi  peserta  didik,  karena  dapat  ditransfer  dalam  situasi kehidupan.
Pembelajaran adalah  proses  pencarian  ilmu  pengetahuan  secara  aktif atau proses perumusan ilmu, bukan proses pengungkapan ilmu semata. Peserta didik membangun pengetahuannya sendiri melalui proses pembelajaran pribadi yang  dilaluinya.  Dalam  proses pembelajaran  pada  diri  peserta  didik  harus ditanamkan  rasa  percaya  diri  dan  rasa  mampu  (bisa  melakukan  sesuatu), berguna  (bisa  menyumbangkan  sesuatu),  memiliki  (menjadi  bagian  dari masyarakat  dan  memiliki  hubungan  dengan  orang  dewasa  yang  saling menyayangi) dan berdaya (memiliki kendali atas masa depannya sendiri).  
Pembelajaran bukan  hanya  di  satu  tempat  seperti  di  gedung  sekolah, namun  dapat  dilakukan  di  banyak  tempat  berbeda  (di  rumah,  di  sekolah,  di masyarakat). Pembelajaran bukan  hanya terdiri dari  satu  orang saja,  namun banyak  orang yang  terlibat  di  dalamnya (pengajar,  orangtua,  kakak,  adik, teman, atau anggota masyarakat). Setiap orang belajar pada waktu dan tempat yang berbeda. Pembelajaran dapat  dilakukan  pada  waktu  yang  berbeda.  Para pengajar  perlu  mengenali  bahwa pembelajaran  dilakukan  pada  waktu  yang berbeda. Cara belajar dijalankan melalui jaringan cyberspace dimana peserta didik di suatu  tempat  misalnya  rumah  dan  sekolah  di  suatu  lokasi. Pembelajaran dilakukan  melalui  jaringan  data  yang  dihubungkan  dengan  komputer  yang membuat  mereka  seolah-olah  berada  di  sekolah.  Kondisi  seperti  ini  bisa menciptakan keadaan yang disebut dengan sekolah maya (virtual school).
Teknologi mulai diterapkan dalam pendidikan karena adanya pandangan, bahwa scientific discipline diyakini dapat meningkatkan kualitas hidup manusia. Berbagai macam produk teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran menunjukkan bahwa kehadiran produk teknologi informasi dan komunikasi (TIK) merupakan suatu keniscayaan dalam pendidikan, khususnya dalam pembelajaran di masa sekarang dan masa mendatang.
Meningkatnya kecenderungan banyak orang terhadap TIK terkait langsung dengan meningkatnya tahap literasi komputer, literasi informasi, dan juga meningkatnya kesejahteraan masyarakat. Faktor-faktor tersebut satu sama lainnya saling melengkapi dan tidak bisa dipisahkan. Masyarakat yang tinggal di negara maju menunjukkan kecenderungan minat literasi masyarakat yang lebih tinggi dibanding masyarakat di negara membangun dan miskin. Integrasi TIK dalam pendidikan berkembang melalui tiga tahap, yaitu:
1. Penggunaan Audio Visual Aid (AVA)
Penggunaan Audio Visual Aid yaitu alat bantu berbentuk well (memanfaatkan pendengaran) dan Visual (memnafaatklan penglihatan) di kelas untuk menyampaikan materi pembelajaran. Selain itu juga agar peserta didik mengambakan kemampuan berpikirnya.
2. Penggunaan materi-materi berprogram.
Materi pembelajaran merupakan materi pembelajaran yang diambil dari dependent plain matter. Materi pembelajaran ini dipecah ke dalam unit of measurement kecil, selanjutnya diprogram sesuai dengan perangkat yang digunakan.
3. Penggunaan komputer dalam pendidikan
Peningkatan produktivitas dapat dicapai melalui penggunaan teknologi. Perkembangan teknologi telah mengubah masyarakat dari industri menjadi informasi, ditandai dengan tumbuh dan berkembangnya masyarakat berpendidikaa yang berbasis teknologi informasi atau komputer baik dari segi software (perangkat lunak) maupun hardware (perangkat keras).
Pengembangan TIK untuk pendidikan, selanjutnya diperlukan strategi komprehensif. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengolahan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer information dari perangkat yang satu ke perangkat lainnya. Dengan demikian teknologi informasi dan komunikasi mengandung pengertian yang tidak dapat dipisahkan dan ruang lingkupnya luas meliputi segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer atau pemindahan informasi antar media.
Pada era TIK sekarang ini paradigma pembelajaran telah bergeser dari pembelajaran tradisional menuju pembelajaran berbasis perkembangan teknologi. Pembelajaran tidak hanya menggunakan papan tulis saja dan pengajar tidak hanya berceramah di depan kelas sambil menulis di papan tulis, sementara peserta didik duduk, mendengar, dan mencatatnya. Berbagai media hasil teknologi termasuk di dalamnya televisi, VCD, DVD, dan komputermenjadi suatu kebutuhan penting dalam pembelajaran karena kemampuannya. Penggunaan TIK merupakan kecakapan hidup yang harus dimiliki oleh peserta didik sama pentingnya dengan kamampuan membaca, menulis, dan berhitung, merumuskan dan memecahkan masalah, mengelola sumber daya, dan bekerja dalam kelompok. Peserta didik yang tidak memiliki kecakapan TIK diperkirakan akan mengalami kesulitan yang lebih besar untuk menghadapi kehidupannya pada masa kini dan masa yang akan datang.
Fokus perhatian pada perkembangan TIK yang biasanya hanya pada pembelian perangkat lunak/keras yang lebih canggih mengikuti tendency dan menghabiskan dana mahal bergeser pada optimalisasi kemampuan sumber daya manusia (brainware) pengguna TIK, seperti penguasaan komputer (computer literate) dan memahami informasinya (information literate). Peserta didik mampu menggunakan komputer secara optimal dan memahami bagaimana dan di mana dapat diperoleh, bagaimana cara mengemas atau mengolah informasi dan bagaimana cara mengkomunikasikannya.



= Baca Juga =



Related Posts

0 Comments

Post a Comment