Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Istilah pendidikann IPS dalam menyelenggarakan pendidikan di Republic of Indonesia masih relatif baru digunakan. Pendidikan IPS merupakan padanan dari sosial studies dalam konteks kurikulum di Amerika Serikat. Istilah tersebut pertama kali digunakan di AS pada tahun 1913 mengadopsi nama lembaga Sosial Studies yang mengembangkan kurikulum di AS (Marsh, 1980; Martoella, 1976).

Kurikulum pendidikan IPS tahun 1994 sebagaimana yang dikatakan oleh Hamid Hasan (1990), merupakan fusi dari berbagai disiplin ilmu, Martoella (1987) mengatakan bahwa pembelajaran Pendidikan IPS lebih menekankan pada aspek “pendidikan” daripada “transfer konsep”, karena dalam pembelajaran pendidikan IPS mahasiswa diharapkan memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan serta melatih sikap, nilai, moral, dan keterampilannya berdasarkan konsep yang telah dimilikinya. Dengan demikian, pembelajaran pendidikan IPS harus diformulasikannya pada aspek kependidikannya.




Ada 10 konsep social studies dari NCSS, yaitu (1) culture; (2) time, continuity as well as change; (3) people, places as well as environments; (4) private evolution as well as identity; (5) individuals, group, as well as institutions; (6) power, authorisation as well as govermance; (7) production, distribution as well as consumption; (8) science, technology as well as society; (9) global connections, dan; (10) civic ideals and practices. (NCSS http://www.social studies.org/standard/exec.html).

Konsep IPS, yaitu: (1) interaksi, (2) saling ketergantungan, (3) kesinambungan dan perubahan, (4) keragaman/kesamaan/perbedaan, (5) konflik dan konsesus, (6) pola (patron), (7) tempat, (8) kekuasaan (power), (9) nilai kepercayaan, (10) keadilan dan pemerataan, (11) kelangkaan (scarcity), (12) kekhususan, (13) budaya (culture), dan (14) nasionalisme.

Mengenai tujuan ilmu pengetahuan sosial (pensisikan IPS), para ahli sering mengaitkannya dengan berbagai sudut kepentingan dan penekanan dari programme pendidikan tersebut, Gross (1978) menyebutkan bahwa tujuan pendidikan IPS adalah untuk memepersiapkan mahasiswa menjadi warga negara yang baik dalam kehidupannya di masyarakat, secara tegas ia mengatakan “to hit students to live good performance citizens inwards a democratic society”. Tujuan lain dari pendidikan IPS adalah untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan setiap persoalan yang dihadapinya (Gross, 1978).
Ilmu pengetahuan sosial juga membahas hubungan antara manusia dengan lingkungannya. Lingkungan masyarakat dimana anak didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat, dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ada dan terjadi di lingkungan sekitarnya. Pendidikan IPS berusaha membantu mahasiswa dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi sehingga akan menjadikannya semakin mengerti dan memahami lingkungan sosial masyarakatnya (Kosasih, 1994).

Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan lingkungannya, serta berbagai bekal siswa untuk melanjtkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Berdasarkan pengertian dan tujuan dari pendidikan IPS, tampaknya dibutuhkan suatu pola pembelajaran yang mampu menjembatani tercapainya tujuan tersebut. Kemampuan dan keterampilan guru dalam memilih dan menggunakan berbagai model, metode dan strategi pembelajaran senantiasa terus ditingkatkan (Kosasih, 1994), agar pembelajaran Pendidikan IPS benarbenar mampu mengondisikan upaya pembekalan kemampuan dan keterampilan dasar bagi mahasiswa untuk menjadi manusia dan warga negara yang baik. Hal ini dikarenakan pengondisian iklim belajar merupakan aspek penting bagi tercapainya tujuan pendidikan (Azis Wahab, 1986).

Pola pembelajaran pendidikan IPS menekankan pada unsur pendidikan dan pembekalan pada mahasiswa. Penekanan pembelajarannya bukan sebatas pada upaya mencecoki atau menjejali mahasiswa dengan sejumlah konsep yang bersifat hafalan belaka, melainkan terletak pada upaya agar mereka mampu menjadikan apa yang tekag dipelajarinya sebagai bekal dalam memahami dan ikut serta dalam melakoni kehidupan masyarakat lingkungannya, serta sebagai bekal bagi dirinya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Di sinilah sebenarnya penekanan misi dari pendidikan IPS. Oleh karena itu, rancangan pembelajaran guru hendaknya diarahkab dan difokuskan sesuai dengan kondisi dan perkembangan potensi siswa agar pembelajaran yang dilakukan benarbenar berguna dan bermanfaat bagi siswa (Kosasih, 1994; Hamid Hasan, 1996).

Karakteristik mata pembelajaran IPS berbeda dengan disiplin ilmu lain yang bersifat monolitik. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai disiplin ilmuilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Rumusan Ilmu Pengetahuan Sosial berdasarkan realitas dan fenomena sosial melalui pendekatan interdisipliner.

Geografi, sejarah, dan antropologi merupakan disiplin ilmu yang memiliki keterpaduan yang tinggi. Pembelajaran geografi memberikan kebulatan wawasan yang berkenaan dengan wilayahwilayah, sedangkan sejarah memberikan wawasan berkenaan dengan peristiwaperistiwa dari berbagai periode. Antropologi meliputi studistudi komparatif yang berkenaan dengan nilainilai, kepercayaan, struktur sosial, aktivitasaktivitas ekonomi, organisasi politik, ekspresiekspresi dan spiritual, teknologi, dan bendabenda budaya dari budayabudaya terpilih. Ilmu politik dan ekonomi tergolong ke dalam ilmuilmu tentang kebijakan pada aktivitasaktivitas yang berkenaan dengan pembuatan keputusan. Sosiologi dan psikologi sosial merupakan ilmuilmu tentang perilaku seperti konsep peran, kelompok, institusi, proses interaksi dan kontrol sosial. Secara intensif konsepkonsep seperti ini digunakan ilmuilmu sosial dan studistudi sosial.

Karateristik mata pelajaran IPS SMA antara lain sebagai berikut.
1.    Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsurunsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama (Numan Soemantri, 2001).
2.    Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema) tertentu.

3.    Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner.

4.    Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upayaupaya perjuangan hidup agar live on seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan (Daldjoeni, 1981).

5.    Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS menggunakan tiga dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta kehidupan manusia secara keseluruhan. Ketiga dimensi tersebut yakni ruang, waktu dan nilai





= Baca Juga =



Aplikasi Pkg Guru Yang Impress Outnya Bisa Untuk Berkas Usulan Pak (Dupak) Dan Input Di Dapodik


Pada kesempatan ini Admin  kembali berbagi Aplikasi Sederhana untuk pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru (PKG). Aplikasi ini di ambil dari laman http://ainamulyana.blogspot.co.id/. Mungkin Aplikasi PKG Guru ini tidak jauh berbeda dengan Aplikasi PKG Guru lainnya, tetapi Aplikasi PK Guru ini memiliki kelebihan: 1) mudah digunakan 2) hasil impress out bisa langsung digunakan untuk melangkapi berkas kenaikan pangkat (Usulan DUPAK); 3) Softcopy bisa langsung diserahkan kepada MKPS untuk input information PKG di Dapodik.





Terima kasih, mudah-mudahan bermanfaat. Sebagai tambahan pelaksanaan PKG Formatif sebaik dilaksanakan pada pada bulan Oktober – Nopember 2016.




= Baca Juga =



Karena Terbatas Anggaran, Ujian Nasioan (Un) 2017 Akan Dikaji Ulang

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan pihaknya saat ini sedang melakukan pengkajian pelaksanaan Ujian Nasional (UN).

"Untuk UN, kami melakukan kajian internal. Kami akan lihat manfaatnya, karena terbatasnya anggaran. Apalagi tahun depan, banyak plan prioritas lainnya," ujar Mendikbud saat rapat dengar pendapat dengan Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Jakarta, Selasa malam.




Pelaksanaan United Nations dikaji ulang karena saat ini United Nations tak lagi menjadi penentu kelulusan.

Pada 2016, besarnya anggaran untuk mengadakan dan mendistribusikan naskah United Nations 2016 ini mencapai Rp94 miliar.

Selain juga diselenggarakan United Nations Perbaikan bagi anak yang ingin memperbaiki nilai UN.

Dalam kesempatan tersebut, Komisi X DPR menyetujui pagu anggaran Kemdikbud pada Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2017 sebesar Rp39,823 triliun.

Jumlah tersebut sama persis dengan anggaran yang disampaikan oleh Kemdikbud.

"Di sejumlah kementerian memang terjadi pengurangan anggaran. Tapi khusus untuk pendidikan, karena menjaga konstitusi maka Banggar memutuskan Kemdikbud tidak mengalami pengurangan serupiah pun," kata anggota Komisi X DPR, I Wayan Koster.

Sejumlah pemerhati juga meminta agar pelaksanaan United Nations Perbaikan juga ditinjau ulang karena dinilai menghamburkan uang.


"Kalau sedang efisiensi, maka plan penting yang harus diprioritaskan. United Nations Perbaikan harus ditinjau ulang, karena plan yang mubadzir," kata pemerhati pendidikan dari Universitas Pendidikan Indonesia, Said Hamid Hasan. (antara)



= Baca Juga =



Download Rpp Ips Kelas Vii Kurikulum 2013

Sebelum saya bagikan link download RPP IPS Kelas vii SMP/MTs Kurikulum 2013. Untuk sekedar mengingatkan berikut ini penjelasan terkat  Rencana  Pelaksanaan  Pembelajaran  (RPP)   sesuai Permendikbud 22 Tahun 2016. Rencana  Pelaksanaan  Pembelajaran  (RPP)  adalah  rencana  kegiatan pembelajaran  tatap  muka  untuk  satu  pertemuan  atau  lebih.  RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta  didik  dalam  upaya  mencapai  Kompetensi  Dasar  (KD).  Setiap pendidik  pada  satuan  pendidikan  berkewajiban  menyusun  RPP  secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk  berpartisipasi  aktif,  serta  memberikan  ruang  yang  cukup  bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan  fisik  serta  psikologis  peserta  didik.  RPP  disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan kali pertemuan atau lebih.




Komponen RPP terdiri atas:
a.  identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;
b.  identitas mata pelajaran atau tema/subtema;
c.  kelas/semester;
d.  materi pokok;
e.  alokasi  waktu  ditentukan  sesuai  dengan  keperluan  untuk pencapaian  KD  dan  beban  belajar  dengan  mempertimbangkan jumlah  jam  pelajaran  yang  tersedia  dalam  silabus  dan  KD  yang harus dicapai;
f.  tujuan  pembelajaran  yang  dirumuskan  berdasarkan  KD,  dengan menggunakan  kata  kerja  operasional  yang  dapat  diamati  dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
g.  kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;
h.  materi  pembelajaran,  memuat  fakta,  konsep,  prinsip,  dan  prosedur yang  relevan,  dan  ditulis  dalam  bentuk  butir-butir  sesuai  dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi;
i.  metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana  belajar  dan  proses  pembelajaran  agar  peserta  didik mencapai  KD  yang  disesuaikan  dengan  karakteristik  peserta  didik dan KD yang akan dicapai;
j.  media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran;
k.  sumber  belajar,  dapat  berupa  buku,  media  cetak  dan  elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan;
l.  langkah-langkah  pembelajaran  dilakukan  melalui  tahapan pendahuluan, inti, dan penutup; dan
m.  penilaian hasil pembelajaran.

Prinsip Penyusunan RPP
Dalam  menyusun  RPP  hendaknya  memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a.  Perbedaan  individual  peserta  didik  antara  lain  kemampuan  awal, tingkat  intelektual,  bakat,  potensi,  minat,  motivasi  belajar, kemampuan  sosial,  emosi,  gaya  belajar,  kebutuhan  khusus, kecepatan  belajar,  latar  belakang  budaya,  norma,  nilai,  dan/atau lingkungan peserta didik.
b.  Partisipasi aktif peserta didik.
c.  Berpusat  pada  peserta  didik  untuk  mendorong  semangat  belajar, motivasi,  minat,  kreativitas,  inisiatif,  inspirasi, inovasi  dan kemandirian.
d.  Pengembangan  budaya  membaca  dan  menulis  yang  dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
e.  Pemberian  umpan  balik  dan  tindak  lanjut  RPP  memuat  rancangan plan pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.
f.  Penekanan  pada  keterkaitan  dan  keterpaduan  antara  KD,  materi pembelajaran,  kegiatan  pembelajaran,  indicator  pencapaian kompetensi,  penilaian,  dan  sumber  belajar  dalam  satu  keutuhan pengalaman belajar.
g.  Mengakomodasi  pembelajaran  tematik-terpadu,  keterpaduan  lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
h.  Penerapan  teknologi  informasi  dan  komunikasi  secara  terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

Berikut ini link Download RPP mata pelajaran IPS Kelas vii kurikulum 2013 Revisi Tahun 2017 Klik RPP IPS Kelas vii Kurikulium 2013 untuk SMP/Mts


Semoga link Download RPP mata pelajaran IPS kurikulum 2013Kelas vii untuk SMP dan MTs ini bermanfaat. Terima kasih



= Baca Juga =



Tips Lulus Ukg 2016

Rencananya UKG 2016 dilaksanakan setelah berakhir kegiatan Guru pembelajar, Kepastianya lihat jadwal pada masing-masing Akun Guru Pembelajar (GP), Program Guru Pembelajar sebagaimana diketahui merupakan tindak lanjut Uji Kompetensi Guru (UKG) Tahun 2015 lalu dengan standar yang ditetapkan yaitu 55.




Kegiatan Guru Pembelajar dilakukan melalui Daring Penuh, daring Kombinasi dan tatap muka. Daring Penuh ini merupakan Data Jaringan atau pelatihan kompetensi berbasis online, Guru Pembelajar harus menyelesaikan beberapa modul dengan organization online atau melalui internet, daring kombinasi adalah pelatihan kompetensi menggunakan organization ganda, artinya bisa dengan menggunakan Online bisa juga dengan langsung bertatap muka.

Pada tahun 2016 ini Nilai standar Uji Kompetensi Guru telah ditingkatkan menjadi 65. Berikut ini Tips Lulus UKG 2016 yang Admin kutip dari laman http://disdik.beraukab.go.id/, yakni

1. Latihan menggunakan apliksi simulasi
Dengan berlatih menggunakan simulasi maka ketika mengerjakan soal sungguhan dengan aplikasi sungguhan tidak akan terlalu grogi. Paling tidak cara input information pribadi dan cara mengerjakan sama. Salah satu aplikasi simulasi ukg online yang bisa anda gunakan untuk berlatih sudah saya percentage pada artikel sebelumnya. Silakan anda download di sini.

2. Belajar mengerjakan soal-soal latihan UKG.
Selain berlatih menggunakan aplikasi simulasi, juga bisa mengerjakan soal-soal latihan secara manulai yaitu diatas kertas. Maka tidak ada salahnya mencari banyak referensi soal untuk dikerjakan.

3. Komunikasi dengan teman
Saling sharing dengan teman sejawat akan membuat mental kita semakin siap menghadapi UKG online. Jangan menutup diri dan pesimis. Toh yang menghadapi UKG online bukan diri kita sendiri, ada banyak guru lainnya juga ikut UKG. Berkomunkasi dan saling berbagilah dengan guru lainnya. Akan lebih baik jika bertanya kepada guru yang pernah melaksanakan UKG online.

4. Kenali seluk beluk UKG online
Salah satunya adalah dengan cara menggunakan apliksi simulasi yang sama persis dengan aplikasi UKG online.

5. Pastikan information anda benar
Pada saat melaksanakan UKG online ada beberapa information yang harus diinput sebelum mengerjakan soal, diantaranya adalah nomor perserta dan NUPTK, jadi pastikan information anda benar dan benar pula saat menginputkannya. Jangan pernah malu atau takut bertanya kepada operator UKG online bagaimana cara input information yang benar. Karena jika information yang anda input salah, meskipun anda mengerjakan soal dengan benar, anda tidak akan mendapatkan nilai dari tes yang sudah anda kerjakan.

6. Saat mengerjakan berkonsentrasilah
Ujian dilaksanakan secara online di depan komputer dengan waktu yang terus berjalan. Jadi jangan buang-buang waktu dengan hal-hal lain yang tidak berguna.  Akan ada 100 soal UKG yang akan dikerjakan dengan waktu 120 menit. 

7. Tetaplah tenang dan berdoa. 

Buang jauh-jauh rasa khawatir anda karena itu hanya akan membuat anda semakin panik. Sebelum anda mengerjakan soal UKG online, tata terlebih dahulu emosi anda sehingga mendapatkan ketenganan jiwa yang stabil. Sebagai umat beragama, jangan lupa berdoa.

Demikian tips agar bisa lulus Uji Kompetensi (UKG) 2016, semoga dapat bermanfaat untuk. (Sumber: disdik.beraukab.go.id/)



= Baca Juga =



Mercedes Benz Indonesia Buka Plan Pelatihan Gartis Bagi Lulusan Dan Siswa Kelas Terakhir Smk Dan Sma

Mercedes Benz Republic of Indonesia kembali hadirkan beasiswa Automotive Mechatronic Training Program, yang pertama kali dihadirkan pada 1978 lalu. Sampai saat ini, programme beasiswa ini sudah meluluskan 800 teknisi, yang bekerja di bengkel resmi Mercy Indonesia.

Kesempatan ini dibuka bagi para lulusan maupun yang sedang menempuh pendidikan tahun terakhir SMK Teknik, atau SMU dengan usia maksimum 22 tahun, dengan nilai rata-rata minimal di rapor, 8, pada semester akhir. Ini sebagai salah satu syarat, untuk bisa ikut dalam programme beasiswa Automotive Mechatronic Training Program.




“Program ini merupakan bentuk komitmen kami untuk mempersiapkan SDM dengan keterampilan terbaik, di bidang teknik maupun nonteknik. Sehingga mereka bisa memenuhi standar yang telah ditentukan dari Mercedes-Benz Regional, sebelum ditempatkan di bengkel resmi di seluruh Indonesia,” ujar Ferdiyan Eka Surya, Deputy Director After Sales Passenger Cars MBI dalam siaran resminya, Senin (20/2/2017).

Peserta Mercedes-Benz Republic of Indonesia Training Academy ini, berlangsung tiga tahun (2017-2020). Peserta akan mendapatkan sertifikasi dan kualifikasi internasional dari Mercedes-Benz Global Training, berupa Qualified Maintenance Technician, Cross Competence for System Technician.

Mereka juga memiliki kesempatan berkarir lebih lanjut di jaringan diler resmi Mercedes-Benz Cars, sebagai Qualified System Technician, Certified Diagnostic Technician, Service Consultant, serta mendapatkan fasilitas lengkap, seperti ruang kelas berstandar internasional dan area workshop yang luas.

Pendaftafan mulai dibuka pada 1 Februari sampai xxx Juni 2017, di mana waktu pengetesan akan dilakukan pada periode 24 Juli sampai seven Agustus 2017. Pengumuman terkait lokasi dan waktu tes, akan diinformasikan melalui surel (surat elektronik/email) atau telepon.

Persyaratan untuk menjadi peserta pelatihan di antaranya.
·          Pria atau wanita usia maksimum 22 tahun pada pada saat diterima menjadi peserta pelatihan.
·          Lulusan atau sedang menempuh pendidikan tahun terakhir SMK Teknik atau SMU (IPA/IPS).
·          Nilai minimal rata-rata rapor 8 di semester akhir.
·          Belum menikah dan bersedia tidak menikah selama proses pendidikan.
·          Sehat fisik, bebas narkoba, tidak buta warna, tidak bertato, tidak bertindik (bagi pria).
·          Bersedia menjalani pemeriksaan fisik dan kesehatan dengan biaya sendiri di laboratorium (sesuai rekomendasi panitia rekrutmen).
·          Memiliki Asuransi Kesehatan (minimal BPJS atau Kartu Republic of Indonesia Sehat).

Berkas-berkas yang di perlukan:
·          Formulir Kandidat Program AMT yang telah diisi dengan jelas dan benar.
·          Surat Keterangan Nilai rata-rata 8 pada semester terakhir ditandatangi Kepala Sekolah.
·          Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK).

Berkas-berkas bisa langsung dikirimkan ke email amt.pool-id@daimler.com , scan dan berkas asli harap dibawa saat proses tes seleksi. Informasi dan formulir pendaftaran bisa didapat dengan menghubungi 021-27595978 dan email amt.pool-id@daimler.com (Subjek : AMT 42), dan website www.mercedes-benz.co.id



= Baca Juga =



Cara Dan Pedoman Pendaftaran Simposium Guru Dan Tenaga Kependidikan Gtk Tahun 2016

 SIMPOSIUM GURU 2016
Menurut Undang-Undang Nomor fourteen Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Bab I Pasal 1, Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah yang memegang peran utama dalam rangka implementasi fungsi dan upaya mencapai tujuan nasional. Untuk menjalankan tugas utama guru harus memiliki kompetensi: pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial.




Untuk membangun dunia pendidikan yang prima, perlu adanya sinergisitas antara elemen-elemen dunia kependidikan, yaitu masyarakat umum, pemerhati dan praktisi pendidikan, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) pendidikan dan para pemangku kebijakan. Perubahan dan kecenderungan pembelajaran masa depan telah mengubah pendekatan pembelajaran tradisional ke arah pembelajaran masa depan yang disebut sebagai pembelajaran abad pengetahuan, bahwa orang dapat belajar: di mana saja, kapan saja, dan dengan bermacam media pembelajaran

Satu dari berbagai permasalahan bidang pendidikan yang dihadapi Republic of Indonesia terkait dengan peningkatan mutu pendidikan adalah kemampuan guru dalam mendisain dan mengimplementasikan pembelajaran yang variatif sesuai perkembangan kemajuan zaman. Peningkatan mutu pendidikan dapat dilakukan dan dimulai dari peningkatan mutu pembelajaran yang berdampak pada kualitas hasil belajar siswa.

Pembelajaran yang bermutu akan terlaksana jika guru memiliki kompetensi yang dipersyaratkan.Undang-Undang Republik Republic of Indonesia Nomor fourteen Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Pasal 8 dan Pasal 9) menegaskan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Berdasarkan amanat undang-undang tersebut di atas, pada tahun 2016 akan menyelenggarakan kegiatan Simposium GTK Tingkat Nasional pada tanggal 23 - 25 Nov 2016. Simposium GTK merupakan wahana yang berguna untuk menuangkan ide, gagasan dan mencari pemecahan isu atau permasalahan strategis tentang pendidikan dengan melibatkan unsur guru dan tenaga kependidikan, pemerintah dan pemangku kebijakan serta partisipasi masyarakat.

Tujuan Simposium Guru Dan Tenaga Kependidikan Gtk Tahun 2016
1. Tujuan Umum Kegiatan ini dilaksanakan untuk mendorong kreativitas GTK dalam menghasilkan karya ilmiah yang strategis atau permasalahan terkini di bidang pendidikan.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kompetensi GTK dalam pelaksanaan tugas dan profesinya;
b. Menambah wawasan, pemahaman, pengalaman GTK dalam melaksanakan tugas profesinya;
c. Mencari, menggali dan menemukan ide karya terbaik;
d. Memberikan penghargaan atas ide karya terbaik GTK.

Manfaat Simposium Guru Dan Tenaga Kependidikan Gtk Tahun 2016
1. Meningkatnya kompetensi GTK dalam pelaksanaan tugas dan profesinya;
2. Bertambahnya wawasan, pemahaman, pengalaman GTK dalam melaksanakan tugas profesinya;
3. Adanya, ide karya terbaik GTK;
4. Terlaksananya pemberian penghargaan atas ide karya terbaik GTK

Dampak Simposium Guru Dan Tenaga Kependidikan Gtk Tahun 2016
1. Bertambahnya jumlah Karya Ilmiah GTK;
2. Meningkatnya minat dan motivasi GTK dalam menulis Karya Ilmiah;
3. Bertambahnya temuan dan solusi permasalahan terkait dengan GTK;
4. Tersosialisasikannya karya tulis GTK melalui media sosial, jurnal, majalah dan prosiding;
5. Meningkatnya mutu pendidikan di tingkat satuan pendidikan.

Pengertian Simposium Guru Dan Tenaga Kependidikan Gtk Tahun 2016

1. Simposium adalah pertemuan antara GTK, Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah di seluruh Republic of Indonesia untuk mengemukakan dan menampilkan karya tulis berupa ide, gagasan, dan solusi yang paling efektif tentang isu-isu strategis sesuai dengan 10 topik yang telah ditetapkan oleh Ditjen GTK.

2. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi proses pembelajaran pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

3. Tenaga Kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.

Persyaratan Peserta Simposium Guru Dan Tenaga Kependidikan Gtk Tahun 2016

Peserta Simposium Guru Dan Tenaga Kependidikan Gtk Tahun 2016


1. Persyaratan Umum
a. Guru dan/ atau Tenaga Kependidikan jenjang PAUD Dikmas, Dikdas, dan Dikmen
b. Memiliki NUPTK atau NRG
c. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
d. Sehat jasmani dan rohani (dibuktikan dengan surat keterangan dokter)

2. Persyaratan Khusus
a. Membuat dan menyerahkan artikel sesuai dengan topik yang telah ditetapkan;
b. Satu orang calon peserta hanya mengirimkan satu artikel;
c. Artikel harus asli merupakan hasil karya sendiri;
d. Artikel belum pernah dipublikasikan dan/atau tidak sedang diikutkan dalam perlombaan tingkat nasional yang sejenis;
e. Tulisan tidak mengandung unsur SARA;
f. Artikel dikirim melalui laman http://simposium.gtk.kemdikbud.go.id dalam format pdf (bukan format JPG);

Topik Simposium
1. Penguatan Pendidikan Karakter di Satuan Pendidikan
Penguatan Pendidikan karakter di satuan pendidikan (sekolah) menjadi sangat penting dan diharapkan dapat menjadi solusi dalam perbaikan kualitas sumber daya manusia/siswa sehingga melahirkan generasi yang berkarakter dan menghormati nilainilai luhur bangsa dan agama. Anda dapat mengangkat permasalahan-permasalahan di lapangan terkait karakter, misalnya:
(1) “Mewujudkan Sekolah yang Aman dan Nyaman Bagi Peserta Didik”, mengingat masih maraknya kekerasan dalam pendidikan, baik yang dilakukan oleh siswa terhadap siswa, oleh siswa terhadap guru, oleh guru terhadap siswa, dan oleh orangtua terhadap guru, berikan solusi mengatasinya. Dalam UU Perlindungan Anak, kekerasan dalam bentuk dan tujuan apapun tidak lagi diperkenankan dalam pendidikan.
(2) “Menguatkan nilai-nilai Kebangsaan dan penghargaan atas kebhinekaan di Sekolah”, mengingat mulai tumbuhnya sikap-sikap anti keragaman di kalangan siswa yang dapat mengancam persatuan, kesatuan dan kebhinekaan di Indonesia.
(3) “Mewujudkan tata kelola Sekolah yang Baik, Transparan dan Akuntabel”, megingat masih maraknya pungli dan praktek korupsi di berbagai sekolah terkait pengelolaan keuangan yang berasal dari APBN dan APBD, sehingga jika tidak diatasi hal ini akan mengakibatkan pelayanan siswa terganggu dan kualitas pendidikan menurun

2. Optimalisasi Pendidikan Inklusi
Siswa berkebutuhan khusus mendapat perlakukan yang bebeda dalam hal pelayanan pendidikan, sehingga dalam hal pelayanan pendidikannya harus terpisah dari anak-anak yang normal supaya proses pembelajaran tidak terganggu. Sekolah berkebutuhan khusus mengikuti model pendidikan model segresi menempatkan siswa berkebutuhan khusus di sekolah khusus (SLB). Mulai dari Sarana dan prasaran pembelajaran, kurikulum dan guru harus khusus tidak sama dengan sekolah pada umumnya. Saudara dapat menuliskan “tantangan dan harapan dalam Optimalisasi Pendidikan Inklusi”. Siswa penyandang disabilitas harus mendapat perlakukan yang sama dalam hal pelayanan pendidikan, sehingga dalam hal pelayanan pendidikannya mereka dapat bersekolah di sekolah-sekolah umum yang ditunjuk menyelenggarakan pendidikan inklusi. Sekolah tersebut wajib melakukan pelayanan pada siswa berkebutuhan khusus tersebut mulai dari sarana dan prasarana pembelajaran sampai gurunya. Jika Ujian Nasional pun pemerintah wajib menyediakan soal Braille bagi siswa tunanetra. Saudara dapat menuliskan :
(1) Tantangan dan harapan dalam Penerapan Pendidikan Inklusi di Sekolah Umum.
(2) Kendala Sekolah Umum penyelenggara Pendidikan Inklusi dalam Pelayanan Berkualitas bagi siswa Berkebutuhan Khusus.
(3) Praktek Terbaik Pelayanan Pendidikan Inklusi di Sekolah Umum.

3. Revitalisasi SMK dalam Menghadapi Daya Saing Ketenagakerjaan
Pemerintah sedang menggalakkan pendidikan vokasi dan berencana menambah jumlah Sekolah Kejuruan berkali-kali lipat dari yang sudah ada. Hal ini diarahkan untuk menyediakan tenaga kerja terampil di dunia usaha. Langkah ini tentu saja akan menghadapi berbagai kendala dan tantangan. Untuk itu anda dapat menuliskan:
(1) Tantangan dan Harapan Pendidikan Kejuruan di Republic of Indonesia
(2) Kendala Pendidikan Kejuruan di sekolah Negeri
(3) Praktik Terbaik Pendidikan Kejuruan di Republic of Indonesia
(4) Kompetensi Apa Yang Sesuai Kebutuhan dan Tuntutan Pasar
(5) Upaya Mengembangkan Pendidikan Kejuruan Kemaritiman dalam Upaya Menunjang Republic of Indonesia sebagai Poros Maritim

4. Membangun Budaya Literasi di Satuan Pendidikan
Budaya seperti disebutkan wikipedia.org diartikan sebagai sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan, dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan literasi dalam Kamus besar Bahasa Republic of Indonesia diartikan sebagai sesuatu yang berhubungan dengan tulis-menulis. Dalam konteks kekinian, literasi atau literer memiliki definisi dan makna yang sangat luas. Literasi bisa berarti melek teknologi, politik, berpikiran kritis dan peka terhadap lingkungan sekitar. Maka secara sederhana, budaya literasi dapat didefinisikan sebagai kemampuan menulis dan membaca masyarakat dalam suatu Negara.

Membaca dan menulis belum mengakar kuat dalam budaya bangsa kita. Masyarakat lebih sering menonton atau mendengar dibandingkan membaca apalagi menulis. Kondisi di atas tidak hanya pada kalangan awam (masyarakat umum), lingkungan terpelajar atau dunia pendidikan pun masih jauh dari apa yang disebut budaya literasi. Peserta didik belum tertanam kecintaan membaca. Bahkan tak sedikit dari para guru yang juga sama keadaanya. Itu bisa dibuktikan dengan minimnya jumlah buku yang dimiliki mereka. Perpustakaan sekolah yang tak terawat dapat menjadi saksi bisu betapa civitas akademika itu jauh dari budaya literasi. Sebab itu, di awal tahun pelajaran 2015-2016 yang lalu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan melalui Permendikbud nomor 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti, salah satu poinnya mewajibkan para siswa untuk membaca buku 10 – fifteen menit sebelum jam belajar dimulai. Ide, gagasan, atau pendapat yang dapat digali terkait dengan budaya literasi :  
1)    Pengalaman membiasakan baca – tulis di sekolah
2)    Mengelola perpustakaan sebagai pusat sumber belajar yang menyenangkan
3)    Membaca dan Menulis, Kompetensi Dasar yang harus dimiliki Pendidik

5. Profesionalitas Guru dan Tenaga Kependidikan melalui Guru dan Tenaga Kependidikan Pembelajar  
1)    Perubahan Paradigma Peningkatan Kapasitas GTK.
2)    Kesiapan GTK dalam menghadapi perubahan teknologi
3)    Modalitas GTK Pembelajar

6. Pelindungan Guru dan Tenaga Kependidikan (Hukum, Profesi, K3 dan HaKI)
Perlindungan terhadap profesi guru dalam melaksanakan tugas profesinya meliputi:  perlindungan hukumü  perlindungan profesiü  perlindungan keselamatan dan kesehatan kerjaü Perlindungan tersebut didapatkan dari:  pemerintahü  pemerintah daerahü  masyarakatü  organisasi profesiü  satuan pendidikan tempat guru mengajarü Sebagaimana disebutkan pada UU Nomor fourteen tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 39: (1) Pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, organisasi profesi, dan/atau satuan pendidikan wajib memberikan perlindungan terhadap guru dalam pelaksanaan tugas. (2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi perlindungan hukum, perlindungan profesi, serta perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja. (3) Perlindungan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mencakup perlindungan hukum terhadap tindak kekerasan, ancaman, perlakuan diskriminatif, intimidasi, atau perlakuan tidak adil dari pihak peserta didik, orang tua peserta didik, masyarakat, birokrasi, atau pihak lain. (4) Perlindungan profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mencakup perlindungan terhadap pemutusan hubungan kerja yang tidak sesuai dengan peraturan perundangundangan, pemberian imbalan yang tidak wajar, pembatasan dalam penyampaian pandangan, pelecehan terhadap profesi, dan pembatasan/pelarangan lain yang dapat menghambat guru dalam melaksanakan tugas. (5) Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mencakup perlindungan terhadap risiko gangguan keamanan kerja, kecelakaan kerja, kebakaran pada waktu kerja, bencana alam, kesehatan lingkungan kerja, dan/atau risiko lain. Bila timbul masalah terkait dengan guru semestinya UU No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen , PP 74 tahun 2008 yang selama ini digunakan sebagai rujukan untuk menyelesaikannya. Sudahkah guru mendapatkan perlindungan hukum dimaksud ? Ketegasan seorang guru terhadap murid acapkali berujung hukuman pidana. Karena wali murid kerap tidak terima dan menilai tindakan guru terlalu berlebihan ?

7. Membangun Integritas di Satuan Pendidikan
Integritas adalah konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan. Definisi lain dari integritas adalah suatu konsep yang menunjuk konsistensi antara tindakan dengan nilai dan prinsip. Pada kehidupan sehari-hari integritas diartikan sebagai kejujuran dan kebenaran dari tindakan seseorang. Strategi dan upaya kepala sekolah/guru dalam menumbuhkan Integritas di lingkungan sekolah.

8. Penilaian Kinerja Guru dan Tenaga Kependidikan  
1)    Masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan Penilaian Kinerja Pendidik
2)    (guru, kepala sekolah, pamong belajar) yang objektif.  Solusi dalam pemecahan masalah penilaian Kinerja Pendidik.  Masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan Penilaian Kinerja Tenaga.
3)    Kependidikan (pengawas sekolah, penilik) yang obyektif.
4)    Solusi dalam pemecahan masalah penilaian Kinerja Tenaga Kependidikan (pengawas sekolah, penilik).

9. Meningkatkan Mutu dan Akses Pendidikan di Daerah 3T  
Peran pendidik dalam meningkatkan mutu dan akses dalam proses pembelajaran di  daerah khusus (3T).  Peran kepala sekolah dalam meningkatkan tata kelola sekolah di daerah khusus (3T).
1)    Peran pengawas sekolah dan penilik dalam melaksanakan supervisi di daerah khusus (3T).  
2)    Best Practice dalam meningkatkan mutu dan akses pendidikan di daerah khusus (3T).

10.Teknologi informasi sebagai media dan sumber pembelajaran
Perkembangan dunia teknologi sebagai sumber pembelajaran di era globalsasi memberikan keuntungan yang luar biasa terhadap dunia pendidikan. Teknologi informasi dan komunikasi dalam kegiatan pembelajaran dan perkembangan dunia pendidikan, serta pengaruh teknologi informasi dalam menghasilkan keluaran peserta didik yang bermutu dan modern. Pengaruh apa saja (positive dan negative) yang dapat disimpulkan dalam perkembangan teknologi informasi. Catatan: setiap tema penulisan bagi guru dan tenaga kependidikan harus disesuaikan pada jenjang pendidikannya.

Dokumen yang harus diunggah
1. Artikel/karya yang akan dilombakan
2. Surat pernyataan karya asli sendiri bermaterai Rp. 6.000,- yang disahkan oleh atasan langsung.

Sistematika Penulisan Artikel disusun sesui sistematika dibawah ini
1. Pengantar (10%)
2. Masalah (15%)
3. Pembahasan dan solusi (60%)
4. Kesimpulan dan Harapan Penulis (15%)
5. Daftar Pustaka dan surat Surat Pernyataan Keaslian Karya (di luar fifteen halaman yang dipersyaratkan)

Teknik Penulisan Naskah
1. Penulisan Naskah Simposium sesuai dengan sistematika penulisan yang telah ditentukan
2. Jumlah halaman naskah maksimal fifteen halaman tidak termasuk daftar pustaka, dengan kertas berukuran A4.
3. Isi Artikel : Pengantar, Masalah, Pembahasan dan Solusi, Kesimpulan dan Harapan Penulis, Daftar Pustaka.
4. Naskah diketik dengan spasi 1,5, huruf Arial ukuran huruf (font) 12, batas tepi/margin kiri four cm, kanan three cm, atas four cm, dan bawah three cm. Khusus untuk ukuran huruf tabel dan gambar disesuaikan dengan kebutuhan.

Sasaran Simposium Sasaran Simposium antara lain :
1. Guru PAUD Dikmas, Guru Dikdas, Guru Dikmen;
2. Tenaga Kependidikan PAUD Dikmas, Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

Sifat Penyelenggaraan Simposium
1. Simposium GTK terbuka untuk GTK;
2. Pelaksaksanaan Simposium GTK bersifat kompetitif, transparan dan akuntabel;
3. Pemilihan GTK PAUD dan Dikmas, Guru Dikdas, Guru Dikmen, Tendik Dikdasmen dilaksanakan secara online ke alamat website http://simposium.gtk.kemdikbud.go.id


 SIMPOSIUM GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN GTK TAHUN 2016


Jadwal Penyelenggaraan (disesuaikan dengan situasi dan kondisi)

JADWAL  SIMPOSIUM GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN GTK TAHUN 2016


Penghargaan
1. Peringkat 1, 2, dan three menerima hadiah uang pembinaan, laptop, dan piagampenghargaan yang ditandatangani oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan;
2. Finalis menerima hadiah uang pembinaan dan piagam penghargaan yang ditandatangani oleh Ditjen GTK.

Alamat Sekretariat Kepanitiaan
PANITIA SIMPOSIUM GTK TINGKAT NASIONAL TAHUN 2016
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan u.p. Kepala Subdit Kesharlindung Dikmen, Gedung D Lt. 12 Kompleks Kemendikbud Jalan Jenderal Sudirman, DKI Jakarta 10270 Telepon (021) 57974106


Selengkapnya Download Pedoman Pelaksanaan Simposium Guru Dan Tenaga Kependidikan Gtk Tahun 2016 (KLIK DISINI)



= Baca Juga =